Kisah Kampung Korea di Baubau
BAUBAU- Tepatnya berada di Kecamatan Sorawolio Kota Baubau terdapat sebuah kawasan penduduk yang oleh masyarakat sekitar menamainya Kampung Korea.
Menurut keterangan dari La Ali, salah seorang pengajar bahasa Korea di Sekolah Dasar di daerah setempat bahwa semua berawal dari seorang peneliti ahli bahasa asal Korea yang melakukan penelitian tentang bahasa di pulau Buton.
"Dari hasil penelitiannya tentang bahasa di pulau Buton ditemukan ada kesamaan aksara Korea dengan aksara Cia-Cia dari segi dialeg," jelas La Ali, Senin (21/3/2022).
"Dan setelah itu oleh para pemangku adat serta Wali Kota Baubau saat itu kemudian mendukung hal tersebut," lanjutnya.
Kemudian kata La Ali, dibuatlah perkampungan dengan nuansa Korea yaitu dengan menghiasi tembok-tembok, nama jalan dan sekolah dengan aksara Korea.
Serta untuk pembelajarannya juga khusus SD dan SMP disebut mata pelajaran pengembangan bahasa Cia-Cia aksara Korea, sedangkan kalau SMA, mata pelajaran muatan lokal bahasa Korea.
Sementara itu, menurut Lurah Karya Baru, Sianto, penamaan kampung Korea tersebut berawal dari sebuah Simposium Pernaskahan Internasional yang menghadirkan beberapa negara pada masa kepemimpinan Wali Kota Baubau terdahulu, Amirul Tamim.
"Awalnya pada tahun 2005 ada Simposium Pernaskahan Internasional yang termasuk juga masalah bahasa-bahasa, sehingga orang Korea tertarik dengan bahasa Cia-Cia," tutur Sianto.
"Lalu Wali Kota Baubau saat itu menunjukkan daerah karya baru dan bugi sebagai sampel untuk melihat bagaimana Cia-Cia di Kota Baubau, sehingga ada MoU antara Pemerintah Korea dan Kota Baubau tentang bahasa," katanya.
Adapun yang juga merupakan sumber ketertarikan mereka kata Sianto, adalah dari semua bahasa yang ada di kepulauan Buton, bahasa Cia-Cia lebih mirip aksara Hangeoul Korea.
Selain itu juga, Kepala SDN 2 Bugi, Sitti Marlina mengatakan, sampai sekarang bahasa Korea masih dijadikan sebagai mata pelajaran di sekolahnya.
"Pada dasarnya memang aksara Hangeoul cocok penggunaannya pada bahasa Cia-Cia dan itu juga telah melalui penelitian melalui studi banding di Korea," kata Sitti Marlina.
"Malahan ada juga guru langsung dari Korea langsung yang mengajar walaupun guru tersebut tidak mengerti bahasa Cia-Cia namun murid-murid mengerti apa yang diajarkan karena Bahasa Cia-Cia mengadopsi dari aksara Korea," tuturnya. (A)
Tidak ada komentar